Halaman

Lubuk Pedati

Kampung Lubuk Pedati


Terletak di pinggir Pekan baling, berdekatan dengan sebuah Kilang Batu Kapur Lime & Lime Product (La ni kilang dah pindah dah ke Kuala ketil)
Di kaki Gunung Baling ni ada sebuah sungai yang mengalir lesu.

Aktiviti harian penduduk kampung ini adalah bercampur-campur. Ada yang bekerja sendiri seperti berniaga, menternak dan sebagainya, ada juga yang bekerja makan gaji.

Suasana hidup dalam keadaan yang harmoni dan aman..sesuai dengan peredaran zaman milinium ini.

Kepadatan penduduknya lebih kurang 500 orang sahaja. Ini tidak termasuk penduduk dari jiran kampung bersebelahan.

Sekiranya anda berhajat untuk menikmati makanan traditional seperti dodol, lemang dan lain2 kueh muih, disinilah tempatnya kerana ianya terdapat pada sebilang masa.

Aktiviti membuat makanan ini dijadikan sebagai rutin mingguan kerana ada beberapa keluarga di kampung ini menjadikan aktiviti ini untuk menyara keluarga. Mereka akan berniaga di pasar-pasar malam yang berdekatan.

Salah seorang peniaga yang dikenali dengan nama Kassim bin Hassan atau Pak Kasim, telah menjalankan aktiviti ini lebih dari 15 tahun. Dengan pendapatan yang tak seberapa inilah beliau telah menyara dan membesarkan anak hingga tamat persekolahan. (0111-4700840)

Isteri Pak Kassim bersama Ibu kesayangan kami



Kassim bin Hassan telah menghembuskan nafas yang terakhir pada 2011 di Hospital Sultan Abdul Halim Sungai Petani Kedah.
Semuga Allah mencucuri rahmat kepadanya dan ditempatkan bersama orang yang beriman. 

Alfatihah.............

Begitu juga dengan seorang lagi jiran sebelah rumahnya, juga adik kepada Isteri Pak Kassim iaitu Jamaliah binti Hassan. Mereka bersama menjalankan aktiviti membuat Dodol dan lemang ini bagi pasaran yang berdekatan sekitar daerah Baling.

Rezeki semakin bertambah baik apabila menjelang musim perayaan seperti Raya Puasa dan Raya Qurban.

.................................................................................................................................................
........................................................................................................................
ANAK ABAH
.......................................................................................................................
..................................................................................................................................................




Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan yang sedang bekerja diperantauan, anak perempuan yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, anak perempuan yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..akan sering merasa rindu sekali dengan ibunya.
Lalu bagaimana dengan Abah?

Mungkin kerana ibu lebih sering menalipon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Abah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menaliponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Abah bekerja dan dengan wajah lelah Abah selalu menanyakan pada Ibu tentang khabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil…… Abah biasanya mengajari putri kecilnya naik basikal. Dan setelah Abah mengganggapmu sudah ok, Abah akan mengajar kamu membawa sendiri…

Kemudian Ibu mengingatkan : “Jangan dulu Abah, jangan bagi dia naik sendiri... bantunya” ,

Ibu takut puteri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sedarkah kamu?
Bahawa Abah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh basikal dengan baik kerana dia tahu putri kecilnya PASTI Boleh.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.. Tetapi Abah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Abah melakukan itu karena Abah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pelek, Abah yang terlalu runsing sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeza dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Abah benar-benar mengkhuatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….

Kamu mulai menuntut pada Abah untuk dapat izin keluar malam, dan Abah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Abah melakukan itu untuk menjagamu?
Kerana bagi Abah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Abah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu….
Tahukah kamu, bahwa saat itu Abah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Abah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang pak we mulai sering menalifonmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,

Abah akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)

Abah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang berbual berdua di ruang tamu..

Sedarkah kamu, kalau hati Abah merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Abah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Abah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat risau…

Dan setelah perasaan risau itu berlarut – larut…
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Abah akan mengeras dan Abah memarahimu.. .
Sedarkah kamu, bahwa ini kerana hal yang di sangat ditakuti Abah akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Abah”

Setelah lulus Universiti, Abah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Sarjana.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Abah itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi Abah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Abah..
Ketika kamu menjadi gadis dewasa…..Dan kamu harus pergi melanjutkan pelajaran ditempat lain lain…Abah harus melepasmu di bandaraya.

Tahukah kamu bahwa badan Abah terasa kaku untuk memelukmu?

Abah hanya tersenyum sambil memberi nasihat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Abah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.

Yang Abah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk bahumu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.

Abah melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu memerlukanwang untuk membiayai wang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Abah.

Abah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Abah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan….

Kata-kata yang keluar dari mulut Abah adalah : “Tidak….. Tidak boleh!”

Padahal dalam batin Abah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Abah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Abah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu ditabalkan sebagai seorang graduan.

Abah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Abah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Abah untuk mengambilmu darinya.Abah akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Abah tahu……
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….

Saat Abah melihatmu duduk di atas Pelamin bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya boleh menggantikannya, Abah pun tersenyum bahagia…..
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Abah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Abah menangis karena Abah sangat berbahagia, kemudian Abah berdoa…..

Dalam doanya kepada Tuhan, Abah berkata:

“Ya Allah, ya Tuhanku …..Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik….

Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Abah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Abah telah menyelesaikan tugasnya menjagamu …..

Abah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BOLEH” dalam segala hal..

Tiada ulasan:

Catat Ulasan